Kami mempunyai satu perangkat gamelan Jawa di Mekar Bhuana: perangkat yang sangat tua yang berdasarkan organologi, patina dan ornamennya berasal dari paruh pertama abad ke-19 (sekitar tahun 1820). Berasal dari Semarang, dulunya dipesan oleh keluarga Tionghoa-Indonesia: ukiran pada rancakan kayunya memiliki motif khas Tionghoa, termasuk gambaran makhluk mitologi kilin yang dipercaya membawa kemakmuran dan keberuntungan.

Demung

Saron dengan Wilahan Warna Hitam

Ukiran Motif Kilin

Peking dengan wilahan yang sangat tebal

Kenong Japan yang tidak punya Tatakan Lagi

Gambang (panjang sekitar 1,7 m)

Bonang Panembung (dengan satu bulatan yang hilang)

Bonang Barung dengan Bulatan sangat besar

Kendang Ageng (dengan panjang sekitar 1,2 m)

Merupakan perangkat pelog yang berdasarkan instrumentasi dan nada rendahnya dikategorikan sebagai ansambel gaya pakurmatan. Tulisan Cina di bawah bulatan bonang mengungkapkan kata-kata “Chong Yuan” (Luar Biasa Megah), yang pasti mengacu pada gelar kehormatannya.

‘Chong Yuan’ – Luar Biasa Megah

Uniknya, ukuran instrumen sangat besar dan mencakup instrumentasi kuno yang biasanya hanya ditemukan di keraton, seperti bonang panembung (bulatan terbesar berdiameter 42 cm!) dan kenong japan (yang beratnya 19,5 kg!).

Instrumentasi: 1 x bonang panembung, 1 x bonang barung, 1 x bonang panerus, 1 x kenong jepang, 1 x tekuk, 1 x kempyang, 2 x demung, 2 x saron, 1 x peking, 1 x gambang, 1 x gender barung , 1 x gender penerus, 1 x drum besar. Video beberapa instrumen dapat dilihat disini.

Restorasi dan rekonstruksi gamelan historis ini akan memerlukan banyak rasa sayang dan perhatian khusus karena usianya dan juga karena sudah lama sekali tidak pernah digunakan. Proses penyetelan saja akan memakan waktu berminggu-minggu dan masih terdapat selongsong kayu beberapa di antaranya sudah cukup rusak dan memerlukan keahlian khusus untuk merestorasinya.

Gong ageng yang berdiameter 90 cm tidak disertai alat musiknya karena harga yang diberikan pemiliknya di luar anggaran kami. Selain itu, ada beberapa bulatan serta tatakan kayu dan rancakan instrumen yang hilang:

Gong Ageng – yang merupakan Jantung daripada Ansabelnya

Bonang Panerus – nomor 2 hilang dan tidak tatakan sudah duluan dijual

Bonang Panembung – nomor 7 hilang

Salah Satu Gender Barung– perlu ditambahkan satu Gender Barung dan satu Gender Panerus lagi

Anda dapat menjadi bagian dari proyek rekonstruksi dan restorasi  ini dengan membantu kami menggalang dana untuk membeli dan memulihkan bagian-bagian yang hilang sehingga perangkat tersebut dapat dikembalikan ke keagungan semula.

Setelah restorasi selesai, salah satu rencana kami adalah menggunakannya untuk memperluas wawasan musik para musisi muda Bali dan Mekar Bhuana, yang tidak hanya akan mempelajari musik klasik Jawa namun juga memiliki kesempatan bagus untuk menggabungkan instrumen dan konsep gamelan Jawa ke dalam komposisi kontemporer mereka.

Inilah jenis musik upacara kuno langka yang kami harap para musisi muda kita pelajari bersama guru dari Jawa Tengah:

Hubungi Kami untuk mengetahui bagaimana anda bisa mendukung proyek ini.